Apa itu Pedagogi
Kritis
Secara bahasa, pedagogi
berasal dari bahasa yunani kuno terdiri dari dua kata yaitu Pais yang
berarti anak (child) dan Agi yang berarti memimpin (lead),
jadi pedagogi berarti lead the child atau memimpin anak. Dalam
perkembangannya pedagogi sering dimaknai sebagai pendidikan/ilmu mendidik (ilmu
mendidik anak yang belum dewasa), sedangkan mendidik/ilmu mendidik orang dewasa
disebut andragogi. Meskipun demikian penggunaan istilah pedagogi sering
dimaksudkan sebagai pendidikan dalam arti umum/luas (education) tanpa
membedakan tingkatan usia kematangan seseorang.
Pedagogi kritis merupakan pendekatan pembelajaran
yang berupaya membantu murid mempertanyakan dan menantang dominasi serta
keyakinan dan praktek-praktek yang mendominasi. Pedagogi kritis dapat dimaknai
sebagai pendidikan kritis yaitu pendidikan yang selalu mempertanyakan
mengkritisi pendidikan itu sendiri dalam hal-hal fundamental tentang pendidikan
baik dalam tataran filosofis, teori, sistem, kebijakan maupun implementasi implementasi.
Dalam tataran filosofis pedagogi kritis merupakan tantangan dan kritik akan kemapanan
modernisme serta kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan yang bersifat
oppresive dalam situasi sosial yang juga opresif karena mengacu pada pandangan
metanarasi/grand narasi yang mengabaikan narasi-narasi lokal. Oleh karena itu
pedagogi kritis sering diindukan/diilhami/terkait dengan mazhab Frankfurt dan
post modernisme, non essensialisme karena tekanan yang amat kuat pada
pendidikan sebagai praktek pembebasan manusia dari tatanan sosial ekonomi yang
termanifestasikan dalam proses pendidikan. Pedagogi kritis mendapat pengaruh
yang kuat dari pemikiran-pemikiran Paulo Freire (sering dipandang sebagai
pelopor pemikir pedagogi kritis) seorang pendidik asal Brazil (pernah menjadi
Menteri Pendidikan) yang dalam karya tulisnya (bukunya antara lain : Education
as the practice of liberation, Pedagogy oh the oppressed, pedagogy of the
heart, The Politic of Education, Culture, Power, and Liberation)
menjelaskan/mengelaborasi bagaimana pendidikan harus dilaksanakan dalam upaya
membebaskan manusia situasi sosial dan pendidikan yang menekan, mendominasi dan
menjadikan manusia harus menerima apa adanya dalam situasi sosial yang ada
tanpa menyadari dan mengkritisi situasi tersebut.
Pedagogi kritis mempunyai akar/dimensi ideologi
politik dalam konteks perjuangan sosial/tranformasi kondisi sosial politik dari
kekuasaan yang opresif untuk mencapai tatanan sosial politik yang adil dan
egaliter, dimensi filosofis berkaitan dengan makna dan tujuan pendidikan
terkait dengan pendidikan sebagai praktek pembebasan dan dimensi praktis
pemberdayaan manusia/individu/peserta didik melalui konsep Conscientization (pewujudan
kesadaran kritis/the coming to critical consciousness). konsentisasi
akan membawa pada pendidikan yang membebaskan yang berfokus pada pengembangan
kesadaran kritis melalui pemahaman hubungan antara masalah individu dan
pengalaman dengan konteks sosial dimana individu itu berada, untuk itu langkah
praxis penting untuk dilakukan sebagai pendekatan reflektif atas tindakan yang
melibatkan siklus teori, aplikasi, evaluasi, refleksi dan kemudian kembali lagi
pada teori. Siklus tersebut akan mendorong kesadaran kritis manusia akan
diridan lingkungannya.
Dalam tataran praktek pendidikan/pembelajaran terdapat
beberapa konsep penting yang menjadi bagian dari pedagogi kritis antara lain Constructivism, Banking concept of
education, Problem posing education, Dialogical method. Meskipun
Konsep-konsep tersebut terkait dengan seluruh dimensi dari pedagogi kritis,
namun dalam implementasinya dapat terjadi meskipun mengacu pada kepentingan
praktis pragmatis tanpa mengaitkannya dengan dimensi ideologi politis, sehingga
pelaksanaan tersebut dapat dipandang sebagai bagian yang menyerap pedagogi
kritis, baik karena kesadaran ideologis, maupun kesadaran akan pentingnya hal
tersebut dalam meningkatkan mutu pendidikan guna mempu dalam menghadapi
tantangan perubahan yang cepat.
Constructivism merupakan landasan filosofis bagi
pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered learning),
dimana siswa/peserta didik merupakan subjek yang aktif dalam mengkontruksi
pengetahuan berdasarkan pengalaman melalui aksi dan refleksi. Untuk itu
pembelajaran tidak bisa memandang bahwa peserta didik sebagai bejana yang harus
diisi oleh guru/pendidik sebagaimana layaknya menabung di bank dan guru sebagai
penabungnya untuk mengisi tabungan peserta didik yang masih kosong. Untuk
menjadikan peserta didik/siswa aktif dalam pemerolehan pengetahuan, maka
diperlukan strategi dan metode yang menghadapkan siswa dengan masalah yang
dialaminya melalui Problem posing education atau pendidikan hadap masalah. Dalam
kondisi ini tidak ada satu fihak mengajar fihak lain tapi semua fihak belajar
Guna mengimplementasikan problem posing education
dalam tataran praktis pembelajaran, maka metode dialog (Dialogical method)
menjadi suatu cara kondusif yang dapat mengembangkan dan memperkuat proses
pembelajaran bersama dalam metode ini semua mengajar dan semua belajar dengan
cara ini pembelajaran menjadi sangat egaliter dimana tak ada fihak mendominasi
fihak lain Pendidik dan Peserta didik sama-sama belajar dari masalah-masalah
yang dialami dalam kehidupannya.
Pedagogi kritis sebenarnya bukan hal yang baru,
setiap waktu banyak pakar mengkritisi pendidikan dari mulai sistem sampai
implementasi dalam tataran mikro operasional, semua itu pada dasarnya menjadi
khasanah bagi kita untuk terus mencari upaya yang makin baik dalam meningkatkan
mutu pendidikan bukan hanya dalam konteks output tapi juga dalam konteks
peningkatan mutu kehidupan masyarakat dalam struktur sosial, politik dan
ekonomi yang adil, egaliter dan sejahtera serta memanusiakan manusia manusiawi.
Terlepas dari dimensi politik ideologi dan teori yang rumit, implementasi
pembelajaran di kelas dapat mengambil manfaat dari pedagogi kritis ini untuk
meningkatkan mutu pembelajaran dalam membantu generasi mendatang memiliki
karakter yang baik serta kapabilitas produktif yang tinggi dengan basis nilai
yang dapat menjadikan manusia manusiawi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar