Metode
Berpikir Ilmiah
Pada
hakikatnya, berpikir secara ilmiah merupakan gabungan antara penalaran secara
deduktif dan induktif. Masing – masing penalaran ini berkaitan erat dengan
rasionalisme atau empirisme. Memang terdapat beberapa kelemahan berpikir secara
rasionalisme dan empirisme, karena kebenaran dengan cara bepikir ini bersifat
relative atau tidak mutlak. Oleh karena itu, seorang sarjanaa atau ilmuwan
haruslah bersifat rendah hati dan mengakui adanya kebenaran mutlak tidak bisa
dijangkau oleh cara berpikir mutlak yang bisa dijangkau oleh cara berpikir
ilmiah. Tetapi secara garis besar metode ilmiah biasanya terbagi kepada dua
macam, yaitu: Metode Induksi dan Metode Deduksi.
1. Metode
Induksi
Metode Induksi adalah
suatu cara penganalisaan ilmiah yang bergerak dari hal – hal yang bersifat
khusus (individu) menuju kepada hal yang besifat umum(universal). Metode
induksi ini memang paling banyak digunakan oleh ilmu pengetahaun, utamanya ilmu
pengetahuan alam, yang dijalankan dengan cara observasidan eksperimentasi.
Jadi metode ini berdasarkan kepada fakta – fakta yang dapat diuji kebenarannya.
2. Metode
Deduksi
Metode deduksi adalah
dkebalikan dari induksi. Kalau induksi bergerak dari hal – hal yang bersifat
khusus ke umum, maka metode deduksi sebaliknya, yaitu: bergerak dari hal – hal
yang bersifat umum (universal) kemudian atas dasar itu ditetapkan hal – hal
yang bersifat khusus. Cara deduksi ini banyak dipakai dalam logika
klasik Aristoteles, yaitu dalam membentuk Syllogismeyang menarik
kesimpulan berdasarkan atas dua premis mayor dan minor sebelumnya.
Contohnya yang paling klasik:
a. Semua
manusia bisa mati
b. Socrates
adalah manusia
c. Jadi,
Socrates bisa mati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar