Jumat, 23 Desember 2016

LOGIKA

LOGIKA
Logika dimengerti sebagai ilmu menalar atau seni berpikir tepat dan benar. Dalam logika, kita belajar bagaimana mengungkapkan pikiran kita seecara tepat, jelas, singkat, runtut dan teratur. Untuk itu kita menemukan banyak petunjuk dan persyaratan bagaimana harus berpikir logis dan teratur, bagaimana mengungkapkan pikiran kita secara tepat dan jelas, dan bagaimana bisa membedakan pemikiran logis dari isi pemikiran kita.
Kita mengenal logika Aristotelian dan logika modern simbolik. Logika Aristotelian didasarkan pada memikiran Aristoteles yang juga sering dikenal dengan nama logika tradisonal. Sampai sekarang logika tradisonal ini memiliki pengaruh yang besar dalam proses belajar dan pengembangan logika berpikir. Penemuan terpenting Aristoteles adalah silogisme atau bagaimana kita menalar atau berargumentasi secara logis. Dalam logika simbolis, kita coba secara teknis mengungkapkan perbagai pernyataan dan pemikiran kita melalui simbol-simbol. Ini secara teknis sangat membantu kita dalam proses berpikir. Logika simbolis juga dikenal dengan nama logka matematis.
Selain itu kita juga mengenal dua macam pembagian dari pokok bahasan logika, yaitu logika formal dan logika material. Logika formal berbicara tentang berbagai rambu dan persyaratan untuk ucapan-ucapan logis seperti pengertian, konsep, kalimat, proposisi, keputusan, penalaran, argumentasi, dan lain sebagainya. Logika material adalah nama lain dari epistemologi atau teori pengetahuan. Disana isi dari logika menjadi pokok perhatian utama dan bukan lagi bentuk, seperti dalam logika formal. Dalam logika formal kebenaran isi suatu pernyataan menjadi sekunder, padahal dalam logika material isi atau kebenaran suatu ungkapan sangat dipentingkan. Ini berarti apakah yang kita ungkapkan itu sunggunh benar dalam kenyataan atau tidak. Padahal dalam logika formal kerap kita temukan bahwa menurut isi, suatu pernyataan dikatakan tidak benar dan tidak bisa dipertanggungjawabkan, namun bisa dipertanggungjawabkan secara logis. Contoh, didepan suatu bar di kota Montreal, Canada, saya membaca tulisan berikut ini, “masuklah dan cicipi minuman ini agar masuk surga”. Kalimat ini dapat disusun menurut peraturan logis kira-kira sebagai berikut:
1.      Jika kita minum banyak (alkohol), anda akan cepat mabuk
2.      Jika anda mabuk anda akan ke tempat tidur
3.      Jika anda tidur nyayak, anda tidak akan berbuat dosa
4.      Jika anda tidak melakukan dosa, anada akan masuk surga
5.      Kalau begitu minumlah sebanyak-banyaknya agar anda bisa masuk surga
Kesimpulan ini betul mengikuti semua premis yang mendahuluinya, oleh Karena itu secara formal, ia sangat logis. Namun dari segi isi, pernyataan-pernyataan ini tidak bisa dipertanggungjawabkan, Karena tidak sejalan dengan tuntutan-tuntutan moraletis. justru dengan mengonsumsi banyal alkohol dan mabuk, kita tidak lagi menghargai diri dan kerja kita. Ini tergantung dari titik mana orang memandang logika.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar