Refleksi Filosofis Tentang Persahabatan
Hakekat
Persahabatan
Di dalam persahabatan terselip sebuah kata dan konsep luhur
yang seringkali digunakan, namun sulit sekali untuk dipahami; cinta. Dapat
pula dikatakan pendapat Plato tentang persahabatan terkait dengan pendapatnya
soal cinta. Apa itu cinta? Menjawab pertanyaan itu Plato memperkenalkan tiga
konsep; philia,
eros, dan agape.
Secara singkat philia dan eros adalah jenis cinta yang masih berfokus pada kualitas
orang yang dicintai. Misalnya saya mencintai kamu, karena kamu ganteng, cantik,
pintar, dan sebagainya. Jadi tindak mencinta (termasuk bersahabat) muncul,
karena orang yang dicintai memiliki kelebihan tertentu. Eros biasanya
terkait dengan cinta yang melibatkan nafsu seksual. Eros dengan
mudah ditemukan pada pasangan yang tengah bercinta.
Sementara philia adalah cinta antar saudara, teman, sahabat, rekan
kerja, ataupun cinta terhadap orang-orang yang berasal dari bangsa maupun suku
yang sama. Persahabatan antara Amir dan Hasan sangat mungkin didasarkan pada philia yang
sangat kuat. Cirinya ada dua yakni keduanya mengagumi sosok sahabatnya (Amir ke
Hasan, dan Hasan ke Amir), serta keduanya merasa kecewa, terutama ketika
menghadapai fakta, bahwa sahabatnya ternyata tidak sesuai dengan persepsi yang mereka
bangun masing-masing. Ciri khas philia dan eros adalah, bahwa keduanya hancur, ketika orang yang kita
cintai (termasuk sahabat) tidak lagi menjadi seperti yang kita inginkan.
Bagi Plato tingkat cinta tertinggi adalah agape, yakni
cinta yang tidak lagi berfokus pada keunggulan ataupun kehebatan orang yang
dicintai, melainkan justru ingin mengembangkan orang yang dicintai untuk mempunyai
keunggulan yang sebelumnya tidak ada. Dengan kata lain cinta agape adalah
cinta yang membangun.
Orientasi utama agape
bukanlah kepentingan dan kepuasan diri, melainkan kepentingan dan perkembangan
orang yang dicintai. Dengan mudah kita menemukan cinta ini pada ibu yang
merawat anaknya dengan penuh kasih sayang, dan seorang suami yang dengan setia
dan tulus mencintai istri dan anaknya.
Alasan
Persahabatan
Dengan filsafatnya tentang cinta (yang memang menjadi dasar
kokoh untuk persahabatan), Plato tetap tidak menjawab pertanyaan mengapa
manusia bersahabat. Ia menjelaskan hakekat persahabatan, namun tidak
menjelaskan alasan mengapa orang bersahabat. Muridnya yang bernama
Aristoteleslah yang akan menjawab pertanyaan ini. Uraiannya tentang
persahabatan terdapat di dalam bukunya yang legendaris, Nicomachean Ethics.
Menurut Aristoteles ada tiga alasan orang menjalin
persahabatan, yakni kenikmatan (hedonic/pleasure), kegunaan (utility), dan keutamaan (arete/virtue).
Artinya sederhana saya bersahabat dengan anda, karena anda memberikan saya kenikmatan (pleasure),
seperti bisa diajak diskusi, pintar, suka berbagi ilmu, suka mentraktir saya,
suka berpetualang bersama (untuk yang suka jalan-jalan), atau suka membelikan
saya barang-barang mewah. Alasan lainnya adalah bahwa saya bersahabat dengan
anda, karena anda berguna
untuk saya. Ketika menjelang ujian anda mau membagikan ilmu dengan diskusi,
atau dengan berteman dengan anda, saya memiliki koneksi lebih banyak, serta
motif-motif ‘berguna’ lainnya. Dan alasan ketiga adalah, saya bersahabat dengan
anda, karena anda adalah orang yang memiliki keutamaan, seperti anda rendah hati,
murah hati, sabar, penyayang, dan sebagainya.
Bagi Aristoteles persahabatan tidak pernah sungguh-sungguh
murni, karena selalu diwarnai motif-motif di balik persahabatan itu. Namun
begitu tidak berarti persahabatan lalu menjadi ternoda. Justru di dalam konsep
persahabatan sudah selalu terkandung konsep ‘motif’, yakni motif kenikmatan,
kegunaan, dan keutamaan. Persahabatan dan motif tidaklah bisa dipisahkan.
Cinta yang membangun (agape), dan cinta yang mau belajar
untuk berkeutamaan (virtue), adalah kunci sukses kehidupan. Bentuklah
pemikiran seperti ini sedari awal, maka segalanya (termasuk harta, kuasa, dan
kebahagiaan sejati) akan ditambahkan kepadamu. Have faith and have hope (yakin
dan berharaplah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar