Jumat, 23 Desember 2016

PENDEKATAN ALTERNATIF DALAM METODE BERPIKIR ILMIAH

PENDEKATAN ALTERNATIF DALAM METODE BERPIKIR ILMIAH
Pendekatan penelitian dalam metode berpikir ilmiah pada hakikatnya dibagi dua kelompok besar, yaiut pendekatan Deduktif dan pendekatan Induktif. Namun dalam perkembanganya ada pendekatan lain yang merupakan pendekatan gabungan dari dua pendekatan tersebut yang dinamakan dengan pendekatan alternative (pendekatan deduktif – induktif).
Pendekatan deduktif adalah pendekatan yagn mengguankan logika untuk menarik satu atau lebih kesimpulan (conclusion) berdasarkan seperangkat presmis yang diberaikan. Dalam system deduktif yang kompleks, peneliti dapat menarik lebih dai satu kesimpulan. Metode deduktif sering digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan dari sesuatu aygn umu ke sesuatu yang khusus.
Deduksi merupakan suatu cara penalaran dengan menggunakan kriteia atau suatu keyakinan tertentu untuk mendapatkan suatu kesimpulan kasus khusus atu spesifik. Sebuah pernyataan yang dianggap mewakili sebuah kebenaran atau setidaknya sesuatu yang dianggap benar yang memiliki implikasi tertentu yang dapat diturunkan menjadi sebuah atau beberapa buah pernyataan yang lebih spesifik dan khusus, merupakan pertimbangan nilai (value judgement) yang berisi satu atau lebih premis menjelaskan cara yang seharusnya ditempuh. Sebagi contoh, premis yang menyatakan bahwa laporan akuntasi (acconting report) seharusnya didasarkan kapda pengukuran nilai asset bersih yang bisa direaslisasikan (net realizable value measurements of assets) merupakan premis dari toeri normative. Sebaliknya, teori deskriptif (descriptive theory) berupaya untuk menemukan hubungan yang sebenarnya terjadi. Meskipun terdapat pengecualian, sistem deduktif umumnya bersifat normatif dan pendekatan induktif umumnya berupaya untuk bersifat deskriptif. Hal ini karena metode deduktif pada dasarnya merupakan system yagn tertutup dan non empiris yang kesimpulannya secara ketat diddasarkan kepada premis. Sebaliknya, karena berupaya untuk menemukan hubungan empiris, pendekatan induktif bersifat deskriptif.
Salah satu pertanyaan yang menarik adakah apakah temuan riset dapat bebas nilai (value free) atau neteral karena pertimbangan nilai sesunggunnya mendasari bentuk dan isi riset tersebut. Meskipun riset empiris berupaya untuk deskriptif, penelitiannya tidak mungkin sepenuhnya bersikap netral dengan dipilihnya suatu permasalahan yang akan diteliti dan dirumuskannya definisi konsep yang terkait dengan permasalahan tersebut.
Perbedaan yang lebih mencolok antara system deduktif dan induktif adalah: kanduangan atau isi (contents) teori deduktif kadang bersifat global sedangakn teori induktif umumnya bersifat particularistik. Oleh karena premis sistem deduktif bersifat global. Sistem deduktif, karena didasarkan kepada fenomena empiris umumnya relevan dengan permasalahan yang diamatinya.
Meskipun perbedaan antara system deduktif dan induktif bermanfaat untuk maksud pengajaran, dalam praktek riset pembedaan ini seringkali tidak berlaku. Dengan kata lain, keduanya bukanlah pendekatan yagn saling bersaing tetapi saling melengkapi (complementary) dan sering kali digunakan secara bersama. Metode induktif bisa digunakan untuk menilai ketapan (appropriateness) peremis yang pada mulanya digunakan dalam suatu system deduktif.
Proses riset sendiri tidak selalu emngikuti suatu pola yang pasti. Para peneliti sering kali bekerja secara terbalik dari kesimpulan penelitain lainnya dengan mengembangkan hipoetsis baru yang tampaknya cocok dengan data yang tersedia. Dalam konteks akutansi, riset Induktif bisa membantu memperjelas hubungan dan fenomena yang ada dalam lingkuangn bisnis yang mendasari prakatek akuntasi. Riset Iduktif tersebut pada gilirannya akan bermanfaat dalam proses pembuatan kebijakan yang biasanya mengandalkan penalaran deduktif dalam menentukan aturan yang akan diberlakukan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar