Selasa, 20 Desember 2016

Kesadaran

Kesadaran
Pendidikan kesadaran, teorinya merupakan hal baru di dunia pada umumnya. Nama lain kesadaran adalah metakognisi. Dunia barat memulai studi kependidikan tentang metakognisi tahun 1970 oleh J.H Flavell. Paule Freire di Amerika latin mulai berteori tentang kesadaran ini mulai sejak tahun 1960-an. Dengan kognisi, misalnya, seorang siswa tahu fotosintesis. Dengan metakognisi, siswa tahu (sadar) bahwa ia tahu fotosintesis. Sebuah sisi dari kesadaran yang memiliki banyak sisi, menggambarkan kesadaran sebagai cermin yang dapat membuat kita sadar (tahu) siapa kita.
Temuan Hacker dkk. (2009:1) mengembangkan metakognisi secara lebih utuh atau komprehensif. Hacker dkk. Mengemukakan bahwa sejak tahun 1960-an studi-studi dalam cognitive science sudah menemukan bahwa manusia sebagai a thinking-agent, seorang agen yang berpikr. Mereka juga mengemukakan, disamping itu, studi-studi self-concept mengungkapkan konsep self-aware-agent. Singkatnya, studi-studi ini mengungkapkan signifikansi diri, kemempuan sebagai diri.
Konsep metakognisi pada banyak peneliti barat cenderung memberikan tekanan yang besar pada berpikir tentang berpikir dan sangat teoritis. Seperti yang dikembangkan oleh Slavin (2007:79) bahwa: metacognitive skills, the ability to think about their own thinking and to learn how to learn. Secara lebih jelas Ireson menegaskan bahwa: metacognitive refers to knowledge of one’s cognitive processe and encompasses knowledge of self, knowledge of task, stategy knowledge, and knowledge of plans and goals. Kemudian Ormrod secara lebih lengkap menegaskan (2008) bahwa “metakognisi mencakup pemahaman dan keyakinan pembelajaran mengenai proses kognitifnya sendiri dan bahkan pelajaran yang akan dipelajari, serta usaha-usaha sadarnya untuk terlibat dalam proses perperilaku dan berpikir yang akan meningkatkan proses belajarnya dan memori”. Ketiga ahli psikologi tersebut memiliki kesamaan dalam hal memaknai metakognisi, menurut mereka metakognisi adalah suatu cara proses berpikir tentang bagaimana cara berpikir dan cara belajar secara canggih yang mempengaruhi usaha sadarnya dalam menyelesaikan beragam tugas yang ia hadapi.
Berbeda dengan konsep metakognisi dari Freire, sebagai praksis: refleksi atas aksi. Studi metakognisi oleh Paulo Freire dilakukannya melalui praksis ini, Freire merefleksi respon-respon dari orang-orang yang mengalami  pedagogi, juga mereka yang tidak mengalaminya, kaum penindas. Temuannya sekurang-kurangnya ada tiga:
1.      Kesadaran
2.      Praksis
3.      Diri
Ketiga hal ini berdialektik hingga sulit memisahkannya menjadi entitas-entiras yang independen.
Fungsi kesadaran, menurut Freire adalah melakukan kritik, melakukan pencarian makna baru, makna yang lebih baik. Karena itu kesadaran juga bersifat transformative. Transformasi hanya mungkin dilakukan melalui praksis, tidak mungkin hanya dengan berpikir atau hanya dengan mengamati. Disampig itu, kesadaran harus selalu terjaga, sadar akan posisinya ditengah kesadaran-kesadaran lainnya dan dunia, berdaulat, bersama dengan diri-diri bardaulat lain. Kesadaran sulit dipisahkan dari praksis dan diri, karena pembahasan ketiga hal ini akan banyak bertumpang sirih antara yang satu dengan yang lainnya. Khususnya, kesadaran adalah salah satu unsur pokok dari diri, amanah diri.  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar