Kesadaran
Pendidikan
kesadaran, teorinya merupakan hal baru di dunia pada umumnya. Nama lain
kesadaran adalah metakognisi. Dunia barat memulai studi kependidikan tentang
metakognisi tahun 1970 oleh J.H Flavell. Paule Freire di Amerika latin mulai
berteori tentang kesadaran ini mulai sejak tahun 1960-an. Dengan kognisi,
misalnya, seorang siswa tahu fotosintesis. Dengan metakognisi, siswa tahu
(sadar) bahwa ia tahu fotosintesis. Sebuah sisi dari kesadaran yang memiliki
banyak sisi, menggambarkan kesadaran sebagai cermin yang dapat membuat kita
sadar (tahu) siapa kita.
Temuan
Hacker dkk. (2009:1) mengembangkan metakognisi secara lebih utuh atau
komprehensif. Hacker dkk. Mengemukakan bahwa sejak tahun 1960-an studi-studi
dalam cognitive science sudah menemukan bahwa manusia sebagai a thinking-agent,
seorang agen yang berpikr. Mereka juga mengemukakan, disamping itu, studi-studi
self-concept mengungkapkan konsep self-aware-agent. Singkatnya, studi-studi ini
mengungkapkan signifikansi diri, kemempuan sebagai diri.
Konsep
metakognisi pada banyak peneliti barat cenderung memberikan tekanan yang besar
pada berpikir tentang berpikir dan sangat teoritis. Seperti yang dikembangkan
oleh Slavin (2007:79) bahwa: metacognitive skills, the ability to think about
their own thinking and to learn how to learn. Secara lebih jelas Ireson
menegaskan bahwa: metacognitive refers to knowledge of one’s cognitive processe
and encompasses knowledge of self, knowledge of task, stategy knowledge, and
knowledge of plans and goals. Kemudian Ormrod secara lebih lengkap menegaskan
(2008) bahwa “metakognisi mencakup pemahaman dan keyakinan pembelajaran
mengenai proses kognitifnya sendiri dan bahkan pelajaran yang akan dipelajari,
serta usaha-usaha sadarnya untuk terlibat dalam proses perperilaku dan berpikir
yang akan meningkatkan proses belajarnya dan memori”. Ketiga ahli psikologi
tersebut memiliki kesamaan dalam hal memaknai metakognisi, menurut mereka
metakognisi adalah suatu cara proses berpikir tentang bagaimana cara berpikir
dan cara belajar secara canggih yang mempengaruhi usaha sadarnya dalam
menyelesaikan beragam tugas yang ia hadapi.
Berbeda
dengan konsep metakognisi dari Freire, sebagai praksis: refleksi atas aksi.
Studi metakognisi oleh Paulo Freire dilakukannya melalui praksis ini, Freire
merefleksi respon-respon dari orang-orang yang mengalami pedagogi, juga mereka yang tidak
mengalaminya, kaum penindas. Temuannya sekurang-kurangnya ada tiga:
1. Kesadaran
2. Praksis
3. Diri
Ketiga
hal ini berdialektik hingga sulit memisahkannya menjadi entitas-entiras yang
independen.
Fungsi
kesadaran, menurut Freire adalah melakukan kritik, melakukan pencarian makna
baru, makna yang lebih baik. Karena itu kesadaran juga bersifat transformative.
Transformasi hanya mungkin dilakukan melalui praksis, tidak mungkin hanya
dengan berpikir atau hanya dengan mengamati. Disampig itu, kesadaran harus
selalu terjaga, sadar akan posisinya ditengah kesadaran-kesadaran lainnya dan
dunia, berdaulat, bersama dengan diri-diri bardaulat lain. Kesadaran sulit
dipisahkan dari praksis dan diri, karena pembahasan ketiga hal ini akan banyak
bertumpang sirih antara yang satu dengan yang lainnya. Khususnya, kesadaran
adalah salah satu unsur pokok dari diri, amanah diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar