METODE FILSAFAT
Tidak sedikit para pakar
mengatakan bahwa filsafat adalah upaya pencarian kebenaran dan pemcerahan. Dari
berbagai pencarian itu, dapat dilihat berbagai metode yang telah digunakan oleh
para filsuf guna mendapatkan kebenaran dan pencerahan tersebut.
Adapun berbagai metode
itu setidaknya adalah seperti “metode kritis” (seperti pada Socrates, plato),
“metode intuitif” (seperti pada Plotinus, Hendry Bergson), “metode skolastik”
(seperti pada Thomas Aquinas), “metode geometri” (seperti pada Rene Descartes),
“metode empiris” (seperti pada francis Bacon, David Hume), “metode
transcendental” (seperti pada Immanuel Kant), “metode dialektis” (seperti pada
Hegel), “metode fenomenologi” (seperti pada Husserl) dan “metode analisis
Bahasa” (seperti pada Wittgenstein) (Bakker, 1984).
Disamping metode-metode
yang disebutkan itu, tentu masih ada metode yang lain seperti metode
strukturalis, dekonstruksi, post-strukturalis, semiotika, analisis wacana, dan
lain-lain. Metode-metode ini juga digunakan bukan semata dalam penelitian
filsafat akan tetapi juga pada ilmu-ilmu khusus lainnya.
Filsafat memerlukan
bermacam metode (hermeneutika, dialektika, fenomenologi, semiotika, dan
lain-lain) lantaran filsafat bertugas “menerjemahkan” atau menginterpretasikan
semua bentuk pengalaman manusia. Namun, tentu saja filsafat tidak Cuma bersifat
empiris, Karena (jika dimungkinkan) filsafat berupaya menemukan gambaran
koheran perihal berbagai pengalaman itu sendiri. Filsafat ilmu pengetahuan,
sebagai salah satu misalnya, berupaya untuk bersifat kritis terhadap semua
bentuk pemikiran serta asumsi-asumsi yang mendasari pemikiran atau metode yang
digunakan. Meskipun filsafat tidak begitu akrab dalam menggunakan metode
eksperimen-matematis (postivisme), namun pembahasan tentang logika dan
metodologi (berbagai macam metode yang digunakan dalam ilmu pengetahuan) adalah
bidang yang berada dibawah payung filsafat (khususnya epistemology). Metode
penelitian sekarang begitu berkembang luar biasa, hal ini terlihat dari fakta
bahwa masing-masing ilmu pengetahuan, seperti: sastra, linguistik, sejarah,
biologis, seni, ilmu alam telah berhasil mengembangkan metodenya sendiri,
sehingga segenap metode-metode itu tidak mungkin dikuasai oleh seseorang
kendatipun oleh seorang professor metodologi sekalipun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar