Teori-Teori Tentang Hakikat
Perkembangan Peserta Didik
1. Teori
Psikodinamika
Teori psikodinamika adalah teori
psikologi yang berupanya menjelaskan hakikat dan perkembangan tingkahlaku
(kepribadian) manusia.
2. Teori
Behavioristik
Teori behavioristik adalah sebuah
aliran dalam pembahasan tingkah laku manusia yang dikembangkan oleh John B.
Watson (1878-1958), seorang ahli psikologi amerika, pada tahun 1930, sebagai
reaksi dari teori psikodinamika. Watson dan teoristik behavioeistik lainnya,
seperti Skiner (1904-1990), meyakini bahwa tingkah laku manusia merupakan hasil
dari pembawaan ginetis dan pengaruh lingkungan atau situasional.
3. Teori
Humanistik
Para teoritikus humanistik, seperti
Carl Rogers (1902-1987) dan Abraham Maslow (1908-1970) meyakini bahwa tingkahlaku
manusia tidak dapat dijelaskan sebagai hasil dari konplik-konplik yang tidak
disadari maupun dari hasil pengondisian (conditioning) yang sederhana.
4. Teori
Psikologi Transpersonal
S.I. Shapiro dan Denise H.Lojoie
(1992) menggambarkan psikologi transpersonal sebagai transpersonal psychology
is concerted with the study of humanitys highest potential, and with the
recognition understanding, and realization of unitive, spiritual, and
transcendent states of consciousness.
5. Teori
Nativisme (teori yang berorientasi pada biologi)
Aliran nativisme berpandangan bahwa
segala sesuatu ditentukan oleh factor-faktor yang dibawa sejak lahir, jadi
perkembangan individu itu semata-mata dimungkinkan dan ditentukan oleh dasar
turunan, misalnya; kalau ayahnya pintar, maka kemungkinan besar anaknya juga
pitar.
6. Teori
Empirisme (teori lingkungan)
Aliran empirisme bertentang dengan
aliran nativisme. Aliran ini tidak mengakui adanya pembawaan atau potensinya
dibawah lahir manusia. Dengan kata lain bahwa anak manusia itu lahir dalam
keadaan suci dalam pengerian anak bersih tidak membawa apa-apa. Karena itu,
aliran ini berpandangan bahwa hasil belajar peserta didik besar pengaruhnya
pada factor lingkungan.
7. Teori
Konvergensi
Aliran ini berpandangan bahwa
perkembangan individu itu baik dasar (bakat, keturunan) maupun lingkungan,
kedua-duanya memainkan peran penting. Bakat sebagai kemungkinan atau disposisi
telah ada pada masing-masing individu yang keudian karena pengaruh lingkunagan
yang sesuai dengan kebutuhan untuk kebutuhannya, maka kemungkinan itu lalu
menjadi kenyataan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar